Selasa, 04 Oktober 2016

B U D A Y A

Cathlin Clarissa

UNIVERSITAS GUNADARMA

(Ahmad Nasher)


Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.

Istilah Budaya berasal dari kata Culture yang merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan, berasal dari kata latin "colere" yang berarti mengolah atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau petani.

Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan pada keperluan masyarakat. 

Cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan berpikir dari orang-orang yang hidup bermasyarakat dan antara lain menghasilkan filsafat serta ilmu pengetahuan, baik yang berwujud murni, maupun yang telah disusun untuk langsung diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Rasa dan Karsa dinamakan kebudayaan rohaniah (spritual dan immaterial culture). 

Oleh karena itu, setiap masyarakat terdapat apa dinamakan pola-pola perilakuan (pattern of behavior). Pola-pola perilakuan tersebut adalah cara-cara bertindak atau berkelakuan yang sama daripada orang-orang yang hidup bersama dalam masyarakat yang harus diikuti oleh semua anggota masyarakat tersebut. Pola perilakuan masyarakat sangat dipengaruhi oleh kebudayaannya. 


CONTOH BUDAYA DI INDONESIA:

UPACARA ADAT JAWA MIDODARENI

DALAM upacara midodareni, biasa dilakukan srah-srahan atau peningsetan. Pada zaman dulu, peningsetan dilakukan sebelum malam midodareni. Orang tua dan keluarga calon pengantin pria memberikan beberapa barang kepada orang tua calon pengantin wanita.
Peningsetan berasal dari kata “singset”, yang artinya “mengikat erat”, dalam hal ini adalah komitmen  akan sebuah perkawinan antara putra putri kedua belah pihak  dan para orang tua penganten akan menjadi besan.
Pemberian itu berupa :
  1. Satu set suruh ayu, sebagai perlambang  harapan tulus  supaya mendapatkan keselamatan.
  2. Seperangkat pakaian untuk penganten wanita, termasuk beberapa kain batik dengan motif yang melambangkan kebahagiaan hidup.
  3. Sebuah stagen, sebagai pertanda kuatnya  tekad.
  4. Beberapa hasil bumi seperti beras, gula, garam, minyak goreng, buah-buahan dan sebagainya yang melambangkan hidup kecukupan dan sejahtera bagi keluarga baru..
  5. Sepasang cincin kawin untuk kedua mempelai, dan
  6. Sejumlah uang yang diserahkan oleh calon mempelai pria secara simbolik sebagai sumbangan untuk pelaksanaan upacara perkawinan.
Menurut adat perkawinan Surakarta, ketika rombongan mempelai pria berpamitan pulang usai memberikan peningsetan, pihak tuan rumah akan memberikan angsul-angsulan berupa buah-buahan, kue-kue dan seperangkat pakaian temanten pria yang akan dipakai besok. Akan tetapi, pada adat perkawinan gaya Yogyakarta, tidak dilakukan adat angsul-angsulan.
Tradisi Nyantri Mempelai Pria
Pada umumnya, sewaktu rombongan keluarga temanten pria pulang dari upacara midodareni, calon penganten pria juga ikut diajak pulang. Tetapi, bila calon mempelai pria nyantri, maka dia ditinggal di rumah calon mertuanya. Tentunya, untuk melakukan nyantri, juru bicara keluarga masing-masing telah bertemu untuk membicarakan hal ini. Namun, meski calon mempelai pria tinggal di rumah mempelai wanita, dia tetap tidak diperbolehkan bertemu dengan calon istrinya dan sesudah itu diantar ke kamar  tidur  untuk beristirahat.
Nyantri dilaksanakan untuk segi praktisnya saja. Mengingat besok pagi dia sudah harus didandani untuk pelaksanaan ijab kabul atau pernikahan. Selain itu nyantri juga dimaksudkan untuk keamanan pernikahan karena kedua calon mempelai sudah berada di satu tempat


Berikut diatas adalah pengertian dan salah satu contoh dari BUDAYA. Dari tulisan diatas dapat disimpulkan bahwa: 

Setiap budaya memiliki arti atau simbol tersendiri. Orang-orang tertentu menjalankan suatu tradisi yang dipercaya dapat memberikan manfaat atau faedah dalam melakukan tradisi tertentu, contoh: tradisi midodaren. Kita sebagai warga Indonesia khususnya Daerah Jawa dapat melestarikan budaya ini agar tidak terlena oleh budaya budaya negara luar yang masuk melalui era globalisasi ini. Pedulilah terhadap budaya kita, budaya Indonesia. Banyak ragam budaya yang ada di Indonesia, kita harus bangga, mengapresiasikan, dan melestarikan terus macam-macam budaya yang ada..

-http://www.artikelsiana.com/2015/10/pengertian-budaya-unsur-ciri-budaya.html
-http://berita.suaramerdeka.com/ini-yang-jadi-tradisi-malam-midodareni/
-https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar