Dalam menentukan kelayakan pembiayaan untuk modal, wirausahawan harus menentukan
jumlah maupun waktu dana dibutuhkan, di samping proyeksi penjualan dan pertumbuhan
perusahaan. Perusahaan menengah-kecil biasanya kesulitan mendapatkan modal; ini berbeda
dengan perusahaan besar yang mempunyai potensi untuk berkembang. Tiga tahap pendanaan
pengembangan bisnis adalah sebagai berikut:
1) Pendanaan tahap awal
a. Pendanaan modal benih (seed capital) dalam jumlah yang relatif kecil untuk
membuktikan konsep dan studi kelayakan finansial.
b. Pendanaan pemula (start-up) pengembangan produk dan pemasaran awal, tetapi tanpa
penjualan komersial: pendanaan hanya untuk mengoperasikan perusahaan.
2) Pendanaan ekspansi atau perkembangan
a. Tahap kedua modal kerja bagi tahap pertumbuhan awal, tetapi tanpa kemampuan
mendatangkan laba yang jelas ataupun arus kas.
b. Tahap ketiga ekspansi besar perusahaan dengan pertumbuhan penjualan yang cepat,
pada titik pulang pokok atau tingkat keuntungan positif tetapi tetap perusahaan swasta.
c. Tahap keempat pembiayaan penjembatanan untuk mempersiapkan penawaran saham
oleh perusahaan kepada masyarakat (kepemilikan oleh masyarakat).
3) Pembiayaan akuisisi dan leveraged buyouts
a. Akuisisi tradisional memperoleh kepemilikan dan pengendalian atas perusahaan lain.
b. Leveraged buyouts. Manajemen perusahaan mendapatkan kontrol atas perusahaan
lain dengan membeli dari pemilik yang sekarang.
c. Privatisasi. Beberapa pemilik/manajer perusahaan membeli saham beredar
(outstanding stock), menswastakan perusahaan kembali.
Pembiayaan tahap awal biasanya sangat sulit dan sangat mahal untuk didapatkan.
Pembiayaan modal benih misalnya, karena investor biasanya mempunyai dana minimum
tertentu yang akan ditanamkan maka pendanaan yang kecil jumlahnya tidak menarik bagi
mereka. Mereka jarang terlibat dalam tipe pendanaan ini kecuali pada kasus usaha dengan
teknologi tinggi yang diusulkan oleh wirausahawan yang mempunyai prestasi bagus.
Pembiayaan ekspansi dan perkembangan lebih mudah diperoleh dibanding pembiayaan
tahap awal. Pemodal memainkan peranan aktif dalam menyediakan dana pada tahap kedua,
ketiga, dan keempat. Ketika perusahaan berkembang pada tiap tahap, dana ekspansi menjadi
tidak begitu mahal.
Pembiayaan dalam pengembangan bisnis sifatnya lebih spesifik. Dana tersebut digunakan
untuk aktivitas seperti akuisisi tradisional, LBO, dan privatisasi.
3. Penentuan Hubungan Finansial Perusahaan
Untuk mendapatkan modal, seseorang perlu mengetahui berapa banyak uang yang
dibutuhkan. Namun banyak wirausahawan yang tidak mengetahui cara memperkirakan
kebutuhan finansial dari perusahaan. Perencanaan finansial dibagi menjadi dua bagian:
perencanaan likuiditas dan perencanaan laba. Perencanaan likuiditas dipusatkan pada
perencanaan aliran kas perusahaan. Satu unsur proyeksi aliran kas melibatkan proyeksi
penjualan dan laba perusahaan di masa depan. Proyeksi laba juga mempunyai keabsahan
independen sebagai laporan rugi laba perusahaan di masa depan. Sumber utama untuk
menentukan kebutuhan finansial perusahaan adalah proyeksi aliran kas didukung oleh proyeksi
aliran laba.
Penentuan Kebutuhan Kas untuk Memulai Usaha
Kas yang diperlukan untuk memulai bisa diproyeksikan dengan beberapa cara. Terdapat
tiga pendekatan untuk tiap-tiap jenis usaha perdagangan, manufaktur, dan bisnis jasa-jasa.
Pendekatan pendapatan yang diperlukan (desired income) mengembangkan jumlah modal
yang diperlukan untuk menghasilkan sejumlah tertentu pendapatan pribadi tahunan.
Pendekatan tingkat sewa (rental rate) menentukan jumlah penjualan dan kemudian modal yang
dibutuhkan untuk mendukung sewa yang dimaksud. Pendekatan kas yang tersedia (cash
available) dimulai dengan jumlah modal yang dimaksud agar tersedia untuk menentukan
pendapatan yang mungkin dari penggunaan efisiennya.
Metode standar adalah untuk memproyeksikan tingkat penjualan yang diharapkan,
pengeluaran yang berkaitan, dan dana tambahan yang dibutuhkan bagi aset modal.
Penentuan Kebutuhan Kas bagi Perusahaan yang Sudah Ada
Terdapat beberapa cara untuk memproyeksikan kebutuhan kas. Enam langkah yang harus
dilakukan oleh perusahaan baru untuk memproyeksikan kebutuhan kas adalah:
1) Membuat proyeksi laporan rugi laba.
2) Membuat neraca arus kas dan item-item neraca.
3) Memuat proyeksi aliran atau arus kas.
4) Membuat proyeksi neraca.
5) Membuat ringkasan kebutuhan dan penggunaan kas.
6) Menentukan bagian dari kas total yang dibutuhkan untuk dibiayai dengan modal ventura.
Untuk bisnis yang sudah ada, laporan rugi laba lengkap, neraca, dan proyeksi aliran kas
akan membantu manajemen dan investor.
4. Analisa Pulang Pokok
Pada tahap awal pertumbuhan, akan sangat membantu wirausahawan untuk mengetahui
kapan keuntungan akan tercapai. Hal ini akan membantu mengetahui potensi finansial bagi
usaha pemula. Analisa pulang pokok adalah teknik untuk menentukan seberapa besar banyak
satuan yang harus dijual atau seberapa banyak volume penjualan yang harus dicapai agar
tercapai posisi pulang pokok (tidak rugi dan tidak untung). Analisa pulang pokok adalah proses
menghasilkan informasi yang mengikhtisarkan berbagai tingkat keuntungan dan kerugian yang
berkaitan dengan berbagai tingkat produksi. Bagian berikut membahas (1) unsur dasar analisa
pulang pokok, (2) tipe analisa pulang pokok yang ada bagi wirausahawan, (3) hubungan antara
analisa pulang pokok dengan pengawasan, dan (4) keterbatasan analisa pulang pokok.
Unsur Dasar Analisa Pulang Pokok
Analisa pulang pokok umumnya terdiri atas refleksi, pembahasan, pertimbangan, dan
pembuatan keputusan relatif terhadap tujuh unsur pokok. Masing-masing unsur dan definisinya
adalah sebagai berikut (karena pembahasan analisa pulang pokok terletak pada definisi
tersebut, definisi tersebut hendaknya dikuasai sebelum membaca lebih jauh):
1) Biaya tetap adalah pengeluaran yang diadakan oleh organisasi tanpa melihat jumlah
produk yang dihasilkan. Contoh dari biaya tetap adalah pajak tanah, pemeliharaan
bangunan, pengeluaran untuk bunga pada uang yang dipinjam untuk membiayai
pembelian peralatan.
2) Biaya variabel adalah pengeluaran yang berfluktuasi dengan jumlah produk yang
dihasilkan. Contoh dari biaya variabel adalah biaya pembungkusan produk, biaya bahan
yang dibutuhkan untuk membuat produk, biaya yang berkaitan dengan pembungkusan
produk untuk dikapalkan.
3) Biaya total adalah jumlah total biaya tetap dan biaya variabel yang berkaitan dengan
produksi.
4) Pendapatan total adalah semua nilai rupiah penjualan yang terakumulasi dari penjualan
produk. Sesungguhnya pendapatan total meningkat ketika lebih banyak produk yang
terjual.
5) Keuntungan didefinisikan sebagai jumlah pendapatan total yang melebihi biaya total dari
produksi barang yang dijual.
6) Kerugian adalah jumlah biaya total produksi barang yang melebihi pendapatan total yang
diperoleh dari penjualan barang tersebut.
7) Titik pulang pokok didefinisikan sebagai situasi di mana pendapatan total organisasi sama
dengan biaya totalnya; organisasi hanya memperoleh pendapatan yang hanya cukup untuk
menutupi biaya-biayanya. Perusahaan tidak mendapatkan keuntungan maupun tidak
mengalami kerugian.
Tipe Analisa Pulang Pokok
Terdapat dua prosedur yang agak berbeda untuk menentukan titik pulang pokok yang sama
untuk sebuah organisasi: (1) analisa pulang pokok aljabar, dan (2) analisa pulang pokok grafik.
Analisa Pulang Pokok Aljabar
Rumusan sederhana berikut ini umumnya digunakan untuk menentukan tingkat produksi
di mana organisasi mengalami posisi pulang pokok.
π΅πΈπ =
πΉπΆ
π − ππΆ
dimana:
BEP = Tingkat produksi di mana perusahaan mengalami titik pulang pokok
FC = Biaya tetap produksi total
P = Harga di mana tiap unit individu dijual pada pembeli
VC = Biaya variabel yang berkaitan dengan tiap produk yang dihasilkan dan dijual
Analisa Pulang Pokok Grafik
Analisa pulang pokok grafik memerlukan pembuatan sebuah grafik yang menunjukkan
semua unsur kritis dalam analisa pulang pokok. Gambar 3.1 adalah grafik pulang pokok untuk
perusahaan penerbit buku teks di atas.
Penggunaan Metode Grafik dan Aljabar Pulang Pokok
Baik metode grafik maupun aljabar dari analisa pulang pokok untuk perusahaan penerbit
buku teks menghasilkan titik pulang pokok yang sama yaitu 14,8 buku yang dihasilkan dan
dijual. Akan tetapi, proses yang digunakan untuk sampai pada titik pulang pokok ini agak
berbeda.
Dengan bergantung pada situasi yang dihadapi oleh para wirausahawan, wirausahawan
mungkin ingin menggunakan satu metode pulang pokok dan bukannya yang lain. Contoh, jika
wirausahawan semata-mata menginginkan penentuan titik pulang pokok yang cepat dan akurat,
metode aljabar umumnya sudah memadai. Sebaliknya, jika wirausahawan menginginkan
gambaran yang lebih lengkap dari hubungan kumulatif antara titik pulang pokok, biaya tetap,
dan naiknya biaya variabel, metode grafik pulang pokok mungkin paling bermanfaat.
Gambar 3.1
Analisa Pulang Pokok untuk Perusahaan Penerbit Buku Teks
5. Mencari Sumber Modal Usaha
Sebelum mempertimbangkan sumber uang, wirausahawan hendaknya mempertimbangkan
pengganti modal. Uang memang merupakan bentuk kekuasaan yang fleksibel, tetapi cara untuk
mendapatkan kekuasaannya tersebut bisa dilakukan dengan cara lain. Uang sebagai sumber
dana untuk membeli barang-barang modal bisa digantikan dengan cara barter antara satu pihak
dengan pihak lain. Misalnya pemilik siaran televisi bisa mengadakan barter peralatan kantor
dengan iklan.
Pembagian kepemilikan saham juga merupakan satu cara untuk mengganti pengeluaran
uang dengan pembagian sejumlah tertentu saham untuk menarik orang yang mungkin
keahliannya sangat dibutuhkan oleh perusahaan. Penundaan pembayaran untuk pembelian
bahan baku merupakan salah satu cara untuk mengalihkan dana yang sangat dibutuhkan pada
kebutuhan lainnya.
Sumber Pembiayaan
Wirausahawan mempunyai akses pada dua kategori keuangan: pribadi dan masyarakat.
Sebagian besar usaha bermula dari sumber daya pribadi. Sebuah perusahaan mungkin didirikan
dengan modal awal yang diperoleh dari tabungan pribadi dari para pemiliknya.
Sahabat dan orang dekat mungkin bisa juga menjadi sumber pembiayaan pribadi.
Keinginan mereka untuk meminjamkan atau menanamkan uangnya terletak pada pengetahuan
mereka dan kepercayaan terhadap pengalaman, karakter, dan kemampuan individu.
Pengetahuan ini mengurangi risiko ketidak-tahuan yang dihadapi oleh investor dari luar.
Preferensi Investor
Menemukan sumber modal usaha dengan sendirinya tidak cukup, karena semua sumber
mempunyai preferensi dan ketidak-sukaan. Penting untuk diketahui pada tahap perkembangan
perusahaan mana pemodal akan menanamkan dananya. Proses ini diuraikan dengan melihat
tahap-tahap perkembangan perusahaan.
Tahap nol-biasanya pada tahap nol ini beberapa dana finansial (milik wirausahawan) telah
ditanamkan, telah dilakukan sejumlah usaha, prototipe mungkin telah dikembangkan.
Tahap I-tahap pemula. Selama tahap ini operasi diformalkan dan produk/jasa telah
dikembangkan dan dihasilkan. Tahap pertama ini dibiayai dengan modal awal.
Tahap II-terjadi ketika perusahaan telah mempunyai catatan operasi. Perusahaan telah
melalui tahap awal pertumbuhan dan telah menggunakan teknik analisa investasi konvensional.
Perusahaan mengembangkan barang modal dan mulai merencanakan pertumbuhan jangka
panjang.
Tahap III-ekspansi lebih lanjut bisa dilakukan karena indikasi yang menguntungkan dari
potensi perusahaan. Jumlah dana yang dibutuhkan jauh lebih besar dari yang diperoleh pada
tahap awal dan investor terdahulu mulai mendapatkan keuntungan dan likuiditas. Pada tahap
ini mungkin dilakukan go public untuk mendapatkan dana tambahan dan memungkinkan
investor terdahulu mendapatkan keuntungan melalui penjualan sebagian dari saham mereka
(penawaran sekunder).
Tahap IV-perusahaan pada tahap kedewasaan dan menjadi perusahaan yang mapan.
Wirausahawan hendaknya mendekati pemodal yang mempunyai preferensi sama dengan
jenis usaha dari perusahaan. Sebagian besar pedoman sumber pemodal ventura menunjukkan
preferensi industri dari pemodal ventura.
6. Hubungan dengan Pembeli
Sebagian besar investor mempunyai ketidak-sukaan yang besar terhadap risiko. Prosedur
analisa dan penyaringan yang dilakukan investor untuk meminimisasi dua jenis risiko: 1) risiko
tidak dikenalnya wirausahawan yang mungkin menyebabkan hilangnya modal, dan 2) risiko
hilangnya waktu yang digunakan untuk proyek yang tidak produktif.
Strukturisasi Kesepakatan
Sesudah mengadakan analisa, pemodal harus membuat keputusan apakah perusahaan dan
manajemen memenuhi syarat, apakah bidang-bidang masalah yang tidak diungkapkan bisa
dikoreksi, dan apakah tidak ada masalah yang tidak diramalkan yang timbul, negosiasi
strukturisasi kesepakatan bisa dimulai.
Sebagian besar pemodal mempunyai batas atas jumlah investasi yang akan ditanamkan
dalam perusahaan. Apakah perusahaan meminta dana lebih dari batas tersebut, keputusan
pemodal didasarkan pada keinginannya untuk mengadakan analisa dan menindak lanjuti. Di
samping itu, pemodal bisa mengadakan sindikasi dengan pemodal lainnya untuk membiayai
perusahaan.
Bentuk investasi yang dipilih oleh pemodal biasanya adalah “surat hutang” (debenture)
yang bisa dikonversi. Surat hutang yang bisa dikonversi adalah instrumen hutang yang
mempunyai syarat-syarat melindungi tetapi tanpa jaminan aktiva dan bisa dikonversi dengan
saham pada harga konversi tertentu. Keuntungannya adalah investor memperoleh kendali,
menentukan jumlah ekuitas dan penentuan harganya secara fleksibel, memungkinkan proteksi
terhadap pencairan, memberikan hak registrasi, dan mendapatkan hasil dari investasi modal.
Jika perusahaan adalah perusahaan pemula, investasi ekuitas murni dalam saham biasa
mungkin lebih menguntungkan, karena tidak ada persoalan kas dalam pembayaran bunga atau
cicilan hutangnya, dan basis ekuitas bisa digunakan sebagai leverage untuk mengamankan
hutang bank.
Pemegang saham minoritas hanya mempunyai kekuatan yang kecil untuk mempengaruhi
manajemen jika suatu badan usaha menghadapi masalah yang sulit. Akan tetapi dengan
menstruktur investasi dalam bentuk surat hutang, investor bisa memasukkan hambatanhambatan untuk mengamankan investasi mereka. Hambatan yang mungkin dilakukan investor
adalah:
1) Mempertahankan nilai bersih neto minimum.
2) Hambatan pada pembayaran dividen.
3) Hambatan dalam akuisisi aktiva tetap.
4) Hambatan pada tipe pengeluaran tertentu, seperti penelitian dan pengembangan.
sumber:
https://slideplayer.info/slide/3792381/
Sabtu, 11 Juli 2020
Selasa, 05 Mei 2020
Etika Bisnis
Etika bisnis adalah cara untuk melakukan kegiatan bisnis yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, dan masyarakat. Etika bisnis memiliki peranan penting karena dapat membentuk nilai, normal, serta perilaku karyawan dan pimpinan guna membangun hubungan adil dan sehat dengan mitra kerja, pemegang saham, atau masyarakat.
Etika bisnis adalah aturan yang tidak tertulis soal cara menjalankannya dengan adil dan sudah sesuai dengan hukum yang diberlakukan negara, serta tidak tergantung pada kedudukan individu atau perusahaannya di dalam masyarakat. Etika bisnis bisa menjadi standar serta pedoman bagi setiap karyawan termasuk manajemen dan dijadikan sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan landasan kejujuran, moral luhur, transparansi, serta sikap profesional.
Pengertian Etika Bisnis Menurut Para Ahli
Etika adalah sebuah kata yang berarti ethos (berasal dari Bahasa Yunani). Etika memiliki kaitan dengan sistem nilai tentang bagaimana manusia hidup yang akan terwujud dalam pola perilaku dan dilakukan secara berulang.
Sementara itu, ada lima prinsip yang dapat dijadikan sebagai pedoman perilaku untuk menjalankan bisnis etika tersebut. Hal ini dikemukakan oleh Sonny Keraf (1998), yaitu:
Prinsip Kejujuran
Prinsip kejujuran menanamkan sikap bahwa sesuatu yang dipikirkan berarti sesuaut yang dikatakan, sementara apa yang dikatakan adalah sesuatu yang dikerjakan. Prinsip ini mengedepankan kepatuhan dalam melaksanakan komitmen serta perjanjian yang sudah disepakati.
Prinsip Otonomi
Prinsip otonomi memegang teguh kemandirian, tanggung jawab, dan kebebasan. Hal ini berarti bahwa orang yang mandiri adalah orang yang mampu memutuskan dan melakukan tindakan berdasarkan kemampuan sendiri berdasarkan dengan apa yang diyakini dan bebas dari hasutan, tekanan, serta ketergantungan.Prinsip Saling Menguntungkan
Prinsip ini menanamkan kesadaran jika dalam menjalankan bisnis memerlukan win-win solution, di mana setiap keputusan dan tindakan bisnis yang dilakukan harus diusahakan supaya semua pihak merasa diuntungkan.
Prinsip Keadilan
Dalam prinsip ini tertanam sikap untuk memperlakukan semua pihak dengan adil, yakni tidak membedakan siapa pun dari berbagai aspek.
Prinsip Integritas Moral
Prinsip integritas moral adalah prinsip teguh untuk tidak merugikan orang lain dalam segala keputusan dan tindakan bisnis yang diambil. Prinsip ini dilandasi oleh kesadaran bahwa setiap orang harus dihormati, baik harkat dan martabatnya
3 Prinsip Umum dalam Etika Bisnis
Dalam praktiknya, ada tiga prinsip umum dalam etika bisnis yang tentunya akan memudahkan Anda dalam mengimplementasikannya.
a. Adanya rasa saling percaya satu sama lain
Rasa saling percaya satu sama lain tentunya akan membantu implementasi etika bisnis yang baik melalui sikap saling mematuhi perjanjian dan aturan yang sudah disepakati sebelumnya.
b. Rasa Tanggung Jawab
Prinsip umum yang penting dalam etika bisns adalah tanggung jawab. Maksud dari tanggung jawab di sini adalah komitmen perusahaan untuk menciptakan kemakmuran yang tidak terbatas hanya pada pemegang saham, tapi juga pemangku kebijakan serta lingkungan operasional perusahaan.
c. Menghargai Lingkungan
Prinsip yang tidak kalah penting adalah selalu menghargai lingkungan tempat tinggal Anda. Setiap perusahaan harus mampu menjaga, mengelola, serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efisien demi kelangsungan kelestarian alam serta lingkungan.
Manfaat Penerapan Etika Bisnis
a. Manajemen yang Efektif
Salah satu manfaat yang didapatkan dengan menerapkan etika bisnis adalah manajemen yang lebih efektif. Etika ini akan memberikan dampak positif karena adanya kepatuhan terhadap aturan yang diberlakukan.
b. Kepatuhan
Manfaat yang tidak kalah penting dalam pengimplementasian etika bisnis adalah meningkatnya kepatuhan terhadap aturan yang diberlakukan dalam perusahaan.
c. Peningkatan Reputasi
Terakhir, manfaat dari etika bisnis adalah meningkatnya reputasi perusahaan. Hal ini ditandai dengan meningkatnya suasana integeritas di dalam suatu perusahaan.
Etika berasal dari bahasa Yunani, bentuk tunggal kata “etika” yaitu “Γ©thos” sedangkan bentuk
jamaknya ”ta etha”. Ethos mempunyai banyak arti: tempat tinggal yang biasa, padang rumput,
kandang, kebiasaan/adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, dan cara berfikir. Ta etha yaitu adat, kata ini
identik dari kata “moral” dari bahasa latin “mos” (jamak mores) yang berarti cara hidup atau adat. Jadi
kata etika dan moral menunjukkan cara berbuat yang menjadi adat karena persetujuan sekelompok
manusia7
. Etika dapat diartikan sebagai suatu sikap kesediaan jiwa seseorang untuk senantiasa taat dan
patuh kepada seperangkat peraturan-peraturan kesusilaan.
Pusat kajian etika kebaikan moral ini terletak pada kegiatan hati (qalbu), nilai (value), jiwa
(nafs) dan sikap (attitude). Menurut Krathwohl, Bloom dan Masia8
, disebut pembelajaran afektif, yang
dimulai dari beberapa hal, antara lain penghargaan terhadap nilai seperti konsistensi perilaku sesuai
dengan suatu nilai meskipun tidak ada pihak lain yang mengharuskan manusia melakukan hal tersebut
dan perilaku yang konsisten dengan mengintegrasikan nilai-nilai yang diyakini kedalam filsafat hidup
yang lengkap dan meyakinkan sehingga manusia akan selalu menolak dan menghindari sifat yang
dianggap buruk, serta menerima sifat yang baik.
Manusia ditetapkan sebagai makhluk yang mulia, yaitu dengan dikaruniai akal dan hati nurani,
secara kodrati manusia merupakan pusat tertinggi yang bersumber pada akal dan hati nuraninya.
Selain itu pula merupakan sumber daya yang luar biasa dan manusia telah diberi kebebasan untuk
mengeksplorasi potensi yang terkandung di dalamnya agar daya nalarnya dan kesadarannya untuk
bertanggung jawab.
Menurut Ronald J. Ebert and Ricky M. Grifin, etika bisnis adalah suatu istilah yang sering
dipergunakan untuk menunjukkan perilaku etika dari seorang manajer atau karyawan suatu organisasi.
Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loyalitas stakeholder dalam membuat keputusankeputusan perusahaan dan dalam memecahkan persoalan perusahaan karena semua keputusan perusahaan sangat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh stakeholder adalah semua individu atau
kelompok yang berkepentingan atau berpengaruh terhadap perusahaan.
Pentingnya etika bisnis dapat dilihat dari dua sisi: pertama, segi sosial supaya kepada semua
orang berkompetisi di pasar. Kedua: segi moral dalam konteks pasar bebas etika bisnis sangat
dibutuhkan sebagai jaminan agar kompetisi berjalan baik menurut moral. Secara lazim tuntutan moral
dapat dirumuskan dengan cara positif dan negatif. Secara positif kompetisi ini harus berjalan dengan
fair dan secara negatif dalam kompetisi orang tidak boleh merugikan orang lain.
Etika bisnis sebagai pemikiran moral, selalu berfikir tentang apa yang seharusnya dilakukan
dan apa yang tidak boleh dilakukan. Etika bisnis sebagai refleksi, menyoroti dan menilai baik
buruknya perilaku orang. Perhatian etika bisnis seumur dengan bisnis itu sendiri, sejak manusia
terjun dalam perniagaan, artinya harus selalu mempertimbangkan apa yang boleh dilakukan dan apa
yang tidak boleh dilakukan, antara lain harus bersikap dan berkata secara jujur, terbuka, transparan,
tidak boleh berbuat curang atau melakukan penipuan. Hal ini mempertegas bahwa memang manusia
dikodrati hal-hal positif.
Bisnis yang melibatkan semua profesional sebagai penggerak bisnis tersebut selalu berusaha
memenuhi kebutuhan stakeholdernya, mereka diatur dengan serangkaian etika-etika, yang dikenal
dengan etika profesi yang dimiliki oleh semua jenis profesi. Etika profesi berfungsi sebagai sarana
kontrol sosial. Etika Profesi memberikan semacam kriteria bagi para anggota kelompok profesi untuk
membantu mempertahankan pandangan para anggota kelompok profesi terhadap prinsip profesional
suatu profesi yang telah digariskan. Peraturan-peraturan mengenai profesi pada umumnya
mengandung hak-hak yang fundamental dan mempunyai peraturan-peraturan mengenai tingkah laku
atau perbuatan dalam melaksanakan profesinya yang dalam banyak hal disalurkan melalui kode etik.
Sumber:
https://journal.unsika.ac.id/index.php/positum/article/download/520/pdf_7
Bentuk Kepemilikan Usaha
Memutuskan untuk memulai berbisnis mungkin lebih mudah, namun bila tidak melakukan perhitungan aspek legalitas maka akan menjadi resiko yang besar bagi bisnis yang akan di bangun. Hal ini harus diperhitungkan bila ingin mempertahankan kelangsungan bisnis, karena untuk membangun sebuah bisnis membutuhkan waktu yang lama dan membutuhkan biaya yang tidak kecil. Secara definisi sebuah Badan usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan
ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Badan Usaha seringkali disamakan
dengan perusahaan, walaupun pada kenyataannya berbeda. Perbedaan utamanya, Badan
Usaha adalah lembaga sementara perusahaan adalah tempat dimana Badan Usaha itu
mengelola faktor-faktor produksi. Kegiatan bisnis tidak dapat dilepaskan dari bentuk badan usaha dan perizinan yang
diperlukan untuk menjalankan usaha. Keberadaan badan hukum usaha akan melindungi
perusahaan dari segala tuntutan akibat aktivitas yang dijalankannya. Karena badan hukum
memberikan kepastian dalam kegiatan bisnis/berusaha, sehingga kekhawatiran atas
pelanggaran hukum akan terhindar, mengingat badan hukum usaha memiliki rambu-rambu
yang harus dipatuhi. Dengan memiliki badan hukum, maka perusahaan akan memenuhi
kewajiban dan hak terhadap berbagai pihak yang berkaitan dengan perusahaan, baik yang ada
di dalam maupun di luar perusahaan.
Ketika pengusaha membentuk suatu bisnis, mereka harus memutuskan bentuk kepemilikan bisnis tersebut. Ada tiga bentuk dasar kepemilikan bisnis, yaitu kepemilikan perseorangan, persekutuan dan perseroan terbatas. Bentuk yang dipilih akan mempengaruhi profitabilitas, risiko dan nilai perusahaan.
1. Kepemilikan Perseorangan
Bisnis yang dimiliki oleh seorang pemilik disebut sebagai suatu kepemilikn perseorang ( sole proprietorship ). Dan pemiliknya disebut dengan pemilik tunggal ( sole proprietor ). Pemilik dapat memperoleh modal dari kreditor untuk bisnisnya.
Contoh umum dari kepemilikan perseorangan antara lain adalah restoran lokal, perusahan konstruksi lokal, tukang cukur, toko pakaian lokal, dan lain-lain. Namun karena perusahaan-perusahan ini relatif kecil, mereka hanya menghasilkan 10 persen pendapatan yang diperoleh dunia bisnis. Keuntungan yang diperoleh oleh bentuk kepemilikan perseorangan akan dianggap sebagai laba pribadi yang diterima pemiliknya dan menjadi subyek dari pajak penghasilanpribadi yang dibayarkan ke kantor pajak – Internal Revenue Service ( IRS).
KARAKTERISTIK BENTUK KEPEMILIKAN PERSEORANGAN YANG BERHASIL
Kepemilikan perseorangan harus bersedia menerima tanggung jawab akan kinerja perusahaan secar apenuh. Tekanan dari tanggung jawab ini lebih besar dari pada tanggung jawab karyawan dimanapun juga.kepemilikan perseorangan juga harus bersedia bekerja dengan waktu yang fleksibel. Mereka harus siap dihubungi setiap waktu dan harus siap menggantikan karyawannya yang sakit. Mereka harus mampu menunjukan sikap kepemimpinan yang kuat, kemampuan berorganisasi yang baik dan berkomunikasi dengan baik kepada para karyawannya.
KEUNTUNGAN KEPEMILIKAN PERSEORANGAN
1. Kebebasan dan Pengendalian Penuh
Kebebasan mungkin merupakan manfaat paling penting dari usaha perseorangan. Karena memiliki bisnis mereka sendiri, para pemiliknya tidak bertanggung jawab terhadap siapa pun selain diri mereka sendiri. Dengan hanya seorang pemilik yang memiliki kendali penuh atas perusahaan, maka peluang terjadinya konflik selama pengambilan keputusan dapat dihilangkan. Contohnya, seorang pemilik restoran dapat memutuskan menu apa yang akan disajikan serta berapa harga dan juga gaji yang akan diberikan kepada karyawannya.
- Pajak yang Lebih Rendah
Keistimewaan menarik lainnya dari kepemilikan perseorangan adalah diperlonggarnya tagihan pajak bagi bisnis yang kemungkinan menderita kerugian pada tahap awal mereka. Undang-undang pajak mengizinkan para pemilik untuk memperlakukan pendapatan penjualan dan biaya operasi sebagai bagian dari keuangan pribadi mereka. Karena keuntungan dari suatu kepemilikan perseorangan dianggap sebagai suatu penghasilan pribadi, maka mereka menjadi subjek pajak yang lebih rendah dari pada pajak yang dikenakan kapada beberapa bentuk kepemilikan bisnis lainnya.
- Organisasi yang Mudah
Mendirikan suatu perusahaan perseorangan relatif mudah. Hanya sedikit persyaratan hukum yang dibutuhkan. Bentuk kepemilikan perseorangan tidak perlu membuat suatu entitas hukum terpisah. Pemilik hanya perlu mendaftarkan perusahaannya di negara bagian, dimana pada umumnya hal ini dapat dilakukan melalui surat. Pemilik juga perlu mengajukan izin kerja untuk melakukan jenis bisnis tertentu. Persyaratan perizinan yang spesifik dapat bervariasi diantara setiap negara bagian dn bahkan kota dimana bisbis tersebut berlokasi.
- Seluruh Keuntungan akan Diterima Oleh Pemilik Tunggal
Pemilik tunggal tidak harus membagi keuntungannya kepada pemilik lain. Jadi, imbalan dari mendirikan sebuah perusahaan yang berhasil akan kembali kepada pemiliknya sendiri.
KEKURANGAN KEPEMILIKAN PERSEORANGAN
- Tanggung jawab tak terbatas.
Pemilik tunggal menjadi subjek tunggal dari kewajiban yang tidak terbatas ( unlimited liability ), yaitu menanggung semua hutang yang terjadi dalam bisnis yang dikelolanya. Jika seorang pemilik tunggal menghadapi tuntunan hukum, maka pemilik tunggal trsebut secara pribadi akan bertanggung jawab atas semua keputusan yang diberikan kepada perrusahaan. Jika perusahaan gagal menghasilkan cukup banyak uang tunai, tagihan harus dibayar dari kantong pribadi.
- Dana yang Terbatas
Seorang pemilik tunggal mungkin memiliki dana yang terbatas untuk diinvestasikan dalam perusahaan. Jadi, pemilik tunggal akan memiliki kesulitan untuk melakukan pengembangan dalam usaha bisnisnya.
- Keahlian yang Terbatas
Seorang pemilik tunggal memiliki keahlian yang terbatas dan mungkin tidak mampu mengendalikan seluruh aspek bisnisnya. Sebagai contoh, seorang pemilik tunggal akan mengalami kesulitan menjalankan usaha praktik medis besar karena beragamnya jenis keahlian yang dibutuhkan.
- Pemilik Tunggal Menanggung Seluruh Kerugian
Sama halnya dengan pemilik tunggal tidak harus membagi keuntungannya, mereka juga tidak dapat membagi kerugian yang dialami perusahaannya kepada pemilik lain.
2. Persekutuan
Bisnis yang dimilik secara bersama oleh dua atau lebih orang disebut persekutuan ( partner ship ). Para pemilik dari bisnis ini disebut sekutu ( partner ). Dalam persekutuan umum ( general partnership ), seluruh sekutu memiliki kewajiban yang tidak terbatas. Jadi, semua sekutu akan bertanggung jawab secara pribadi atas seluruh kewajiban perusahaan. Sebaliknya dalam persekutuan terbatas ( limited partnership ), perusahaan memiliki beberapa sekutu terbatas ( limited partners ), yaitu sekutu yang kewajibannya dibatasi oleh uang atau harta yang telah mereka sumbangkan pada persekutuan.sekutu terbatas hanyalah investor dalam suatu persekutuan dan tidak ikut berperan dalam manajemen, tetapi karena mereka telah berinvestasi dalam perusahaan, mereka akan menanggung kerugian maupun keuntungan yang diperoleh. Persekutuan terbatas memiliki dua atau lebih sekutu umum ( general partners ), yaitu sekutu yang mengelola bisnis tersebut, menerima gaji, berbagi keuntungan maupun kerugian bisnis dan memiliki kewajiban yang tidak terbatas.
KEUNTUNGAN PERSEKUTUAN
- Tambahan Pendanaan
Keuntungan paling mencolok dari persekutuan umum adalah kemampuan untuk tumbuh dengan adanya tambahan bakat dan uang baru. Seperti usaha perseorangan, persekutuan dapat dibentuk hanya dengan memenuhi beberapa persyaratan. Walaupun demikian, semua persekutuan harus dimulai dengan semacam kesepakatan. Beberapa persekutuan memiliki ribuan sekutu, yang semuanya diharuskan menginvestasikan sebagian uang mereka ke dalam bisnis. Jenis persekutuan ini memiliki banyak potensi mengalami pertumbuhan karena akses yang dimilikinya ke dana dan modal dalam jumlah besar.
- Pembagian Kerugian
Setiap kerugian bisnis yang dialami oleh persekutuan akan ditanggung oleh seluruh sekutu. Jadi, tidak ada satu orang yang akan menyerap keseluruhan kerugian. Setiap pemilik akan menyerap bagian kerugiannya saja.
- Lebih Banyak Spesialisasi
Dengan persekutuan, para sekutu memusatkan perhatian mereka pada masing-masing spesialisasi yang dimilikinya dan dapat melayani berbagai macam pelanggan.
KERUGIAN PERSEKUTUAN
- Tanggung Jawab yang Tidak Terbatas.
Seperti halnya usaha perseorangan, kekurangan paling besar dari persekutuan adalah tanggung jawab yang tidak terbatas. Semua sekutu ikut menanggung semua hutang yang dibebankan atas nama persekutuannya. Jika ada sekutu yang menciptakan hutang bisnis semua sekutu ikut menanggungnya. Bila satu sekutu meninggal atau keluar, persekutuan awal bubar, walaupun ada satu atau lebih sekutu lain ingin meneruskannya.
- Kesulitan Mengalihkan Kepemilikan
Kerugian yang terkait dengan itu adalah kesulitan dalam mengalihkan kepemilikan. Tidak ada sekutu yang bisa menjual perusahaan tanpa persetujuan yang lain. Seorang mitra yang ingin pensiun atau mengalihkan kepentingannya kepada putra atau putrinya harus mendapat persetujuan dari mitra lain.
- Pembagian Pengendalian
Pengambilan keputusan dalam persekutuan harus dibagi. Jika para sekutu tidak mendapatkan kata sepakat mengenai bagaimana cara agar bisnis dapat berjalan, maka hubungan bisnis dan pribadi dapat terganggu.
- Pembagian Keuntungan
Setiap keuntungan yang didapat oleh persekutuan harus dibagi diantara semua sekutu. Semakin banyak sekutunya, makin kecil tingkat laba dalam jumlah tertentu yang akan didistribusikan kepada masing-masing sekutu.
3. Perseroan Terbatas
Perseroan terbatas ( corporation ) yaitu suatu entitas yang tercatat di sebuah negara bagian dan membayarkan pajak serta secara hukum dapat dibedakan dari pemiliknya. Untuk mendirikan suatu perseroan terbatas, seseorang atau suatu kelompok harus membuat akta pendirian ( charter ) perseroan terbatas, atau dokumen yang digunakan untuk mendirikan usaha, dan melaporkannya ke negara bagian. Akta tersebut mencantumkan hal-hal penting perseroan terbatas, misalnya nama perusahaan, jumlah saham yang diterbitkan, dan operasi perusahaan. Orang-orang yang mengorganisasi perseroan juga harus membuat anggaran dasar ( bylaws ), yaitu panduan umum dalam mengelola perusahaan. Para pemegang saham di perseroan terbatas secara hukum terpisah dari entitas, maka mereka memiliki kewajiban yang terbatas. Para pemegang saham mendapatkan penghasilan dari investasinya melalui dua cara, yang pertama mereka dapat memperoleh deviden dari perusahaan, yang kedua saham yagn mereka miliki menngalami kenaikan nilai, jadi mereka dapat memperoleh keuntugan dengan menjual saham mereka tersebut dengan harga yang jauh lebih tinggi dari pada waktu mereka membeli saham tersebut.
Seseorang dapat menjadi pemilik dari suatu perseroan terbatas dengan cara membeli sahamnya. Kebanyakan perseroan terbatas kecil merupakan perseroan tertutup ( privated held ), yaitu kepemilikannya dibatasi hanya untuk sekelompok kecil investor saja. Kebanyakan perseroan terbatas besar merupakan perseroan terbuka ( publicly held ), yaitu saham mereka dapat mudah diperjual belikan oleh para investornya.
KEUNTUNGAN PERSEROAN TERBATAS
- Tanggung Jawab Terbatas (limited liability).
Tanggung jawab para investor terbatas pada investasi pribadi mereka di perusahaan. Pada saat terjadi kegagalan, pengadilan dapat menyita dan menjual kekayaan perusahaan tetapi tidak dapat menyentuh milik pribadi para investor. Keuntungan lainnya adalah kontinuitas. Karena memiliki kehidupan legal yang terpisah dari para pendiri dan pemiliknya, perusahaan dapat setidaknya secara teori berdiri selamanya.
- Akses ke Pendanaan
Perseroan terbatas dapat dengan mudah memperoleh pendanaan dengan menerbitkan saham baru. Hal ini memberikan fleksibilitas bagi perseroan terbatas untuk tumbuh dan bergerak di usaha-usaha bisnis yang baru.
- Perpindahan Kepemilikan
Para investor di perusahaan besar dan terbuka biasanya dapat menjual saham mereka dalam hitungan menit dengan menghubungi pialang mereka atau menjualnya secara online lewat internet. Sebaliknya, para pemilik dari kepemilikan perseorangan atau persekutuan kemungkinan mengalami kesulitan dalam menjual bagian kepemilikan mereka atas bisnis.
KERUGIAN PERSEROAN TERBATAS
- Biaya Organisasi yang Tinggi
Pengorganisasian suatu perseroan terbatas biasanya lebih mahal daripada pembentukan kepemilikan bisnis yang lain karena adanya biaya pembuatan akta pendirian perseroan dan mencatatnya kenegara bagian. Biaya juga akan timbul dalam pembuatan anggaran dasar, dan menerbitkan saham bagi para investor juga melibatkan biaya dengan jumlah yang cukup besar.
- Pengungkapan Keuangan
Ketika saham perseroan terbatas diperdagangkan secara terbuka, maka masyarakat investasi memiliki hak dalam batasan-batasan tertentu dalam memeriksa data keuangan. Sebagai akibatnya, perusahaan kemungkinan diwajibkan dalam melakukan lebih banyak pengungkapan kepada publik mengenai operasi bisnis dan gaji karyawan mereka lebih dari yang mereka ingin ketahui.
- Masalah Perwakilan
Perseroan terbatas terbuka biasanya dijalankan oleh manajer yang bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan bagi bisnis yang akan melayani kepentingan para pemilikya. Namun, para manajer tidak selalu bertindak demi kepentingan para pemilik saham. Ketika para manajer tidak bertindak sesuai dengan tugasnya sebagai wakil yang bertanggung jawab dari para pemegang saham selaku pemilik bisnis, maka timbul masalah yang disebut sebagai masalah perwakilan.
- Pajak yang Tinggi
Oleh karena perseroan terbatas adalah estinasi yang terpisah, maka perusahaan akan dikenakan pajak secara terpisah dari para pemiliknya. Pajak tahunan yang dibayarkan oleh perseroan terbatas ditentukan dengan memperhitungkan tarif pajak perseroan terhadap laba tahunan perusahaan.
Pengaruh Kepemilikan Terhadap Pengembalian dan Risiko
Ketika para pemilik bisnis melakukan penilaian atas setiap kemungkinan investasi pada suatu bisnis, mereka akan mempertimbangkan baik potensi pengembalian maupun risiko dari berinvestasi dari jenis investasi tersebut. Potensi pengembalian dan risiko dari berinvestasi akan dipengaruhi oleh bentuk kepemilikannya.
DAMPAK KEPEMILIKAN PADA PENGEMBALIAN INVESTASI
Pengembalian investasi dari perusahaan berupa laba perusahaan. Ketika perusahaan meraih laba, maka perusahaan akan membayarkan sebagiannya kekantor pajak sebagai pajak penghasilan. Sisa laba setelah pajak menunjukan pengembalian kepada para pemilik perusahaan. Akan tetapi, jumlah laba setelah pajak perusahaan tidak selalu dapat diartikan sebagai suatu alat ukur atas kinerja perusahaan yang bermanfaat jika ia telah disesuaikan dengan jumlah ekuitas perussahaan, yang merupakan total investasi dari para pemegang saham perusahaan.
DAMPAK KEPEMILIKAN TERHADAPA RISIKO
Risiko (risk) dari sebuah perusahaan mewakili tingkat ketidakpastian akan laba perusahaan di masa mendatang, yang mencerminkan ketidakpastian pengembalian bagi para pemiliknya. Laba masa depan perusahan tergantung pada pendapatan dan pengeluarannya di masa depan. Perusahaan dapat mengalami kerugian jika pendapatan lebih kecil dari pada pengeluaran. Beberapa perusahaan yang mengalami kerugian besar akan bangkrut. Dalam hal ini, perusahan akan kehilangan sebagian besar atau seluruh dana yang telah diinvestasikannya dalam perusahaan.
Karena kepemilikan perseorangan cenderung berupa bisnis kecil dengan dana yang terbatas, maka pada umumnya lebih berisiko dibandingkan dengan bisnis-bisnis besar seperti persekutuan dan perseroan terbatas.
Ketika memutuskan memilih bentuk kepemilikan, semakin banyak jumlah pemilik, maka semakin besar jumlah dana yang diakses, tetapi semakin besar pula jumlah orang yang ikut berbagi kenerja bisnis. Jadi, kepemilikan perseorangan akan dapat mengurangi risikonya dengan merubah bentuk menjadi persekutuan sehingga dapat mengakses lebih banyak modal. Persekutuan akan mengurangi risiko dengan merubah bentuk menjadi perseroan terbatas sehingga dapat mengakses lebih banyak modal.
4. Memperoleh Kepemilikan atas Bisnis yang Sudah Berjalan
Beberpa orang menjadi pemilik tunggal tanpa harus mendirikan bisnis. Berikut adalah metode-metode umum dimana seseorang dapat menjadi pemilik dari bisnis yang sudah berjalan:
- Mengambil alih kepemilikan sebuah bisnis keluarga
- Membeli bisnis yang sudah berjalan
- Waralaba
Waralaba adalah kesepakan dimana pemilik suatu bisnis ( pewaralaba ) memperkenankan pihak lain ( terwaralaba ) menggunakan merek dagang, nama dagang, atau hak ciptanya dengan syarat-syarat tertentu. Setiap waralaba beroperasi sebagai suatu bisnis independen dan pada umumnya dimiliki oleh kepemilikan perseorangan. Jadi, bisnis baru yang dibuat dengan menggunakan merek dagang dan nama dari pewaralaba yang sudah ada.
Jenis-Jenis Waralaba
- Pendistribusian, perusahaan pengecer diperkenankan untuk menjual sebuah produk yang diproduksi oleh perusahaan produsen.
- Bisnis rantai toko, perusahaan diperkenankan menggunakan nama dagang sebuah perusahaan dan mengikuti panduan-panduan yang berhubungan dengan penentuan harga dan penjualan barang tersebut.
- Kesepakatan produksi, sebuah perusahaan diperkenankan memproduksi suatu produk dengan menggunakan formula yang diberikan perusahaan lain.
Keuntungan Waralaba
- Gaya Manajemen yang Telah Teruji. Waralaba mencari panduan dari pewaralaba di bidang produksi dan manajemen. Gaya manajemen dari sebuah waralaba telah terbukti berhasil. Sasaran utamanya adalah mencontoh bisnis yang telah teruji di lokasi tertentu.
- Pengakuan nama. Kebanyakan waralaba telah dikenal secara nasional karena iklan franchisor- Hal ini memberikan pengakuan nama bagi franchisee (terwaralaba), yang secara signifikan akan dapat meningkatkan permintaan produknya.
- Dukungan keuangan. Beberapa waralaba memberikan dukungan keuangan bagi para franchisor, yang dapat memastikan adanya modal awal bagi franchisee. Alternatifnya, franchisee dapat membeli bahan baku dan persediaan dari franchisor secara kredit, yang merupakan salah satu bentuk pendanaan jangka pendek.
Kerugian Waralaba
- Berbagi keuntungan. Sebagai imbalan atas jasa yang diberikan oleh franchisor, franchisee harus membagi keuntungannya dengan franchisor. Beban tahunan yang dibayarkan oleh franchisee dapat sebesar 8 persen atau lebih pendapatan tahunan yang diterrma
- Kurangnya pengendalian. Franchisee harus mematuhi panduan-panduan yang berhubungan dengan produksi dan penentuan harga produk, dan kemungkinan pila beberapa panduan lain. Konsekuensinya, kinerrja franchisee akan tergantung pada panduan-panduan tadi dan pemilik tidak diperkenankan melakukan revisi atas sebagian diantaranya.
5. BISNIS KECIL
- Pengertian Bisnis Kecil
Bisnis kecil merupakan bisnis yang dimiliki dan dikelola secara mandiri serta tidak mendominasi pasarnya. Bisnis kecil tidak merupakan bagian dari bisnis lain dan hanya mempunyai pengaruh yang relatif kecil dalam pasarnya.
- Bentuk-Bentuk Bisnis Kecil Yang Populer
- Jasa
Merupakan segmen yang paling cepat berkembang diantara semua usaha bisnis kecil.
- Konstruksi
Kebanyakan pekerjaan konstruksi merupakan proyek-proyek lokal yang berukuran kecil, perusahaan konstruksi lokal sering kali cocok sebagai kontraktor.
- Keuangan dan Asuransi
Kebanyakan bisnis ini merupakan afiliasi dari agen bagi perusahaan nasional yang lebih besar.
- Grosir (Wholesaling)
Grosir umumnya membeli barang dalam jumlah besar dan menyimpannya dalam kuantitas dan lokasi yang cocok bagi para pengecer.
- Transportasi dan perakitan
Beberapa perusahaan kecil bergerak dibidang transportasi dan bisnis yang terkait dengan transportasi. Perusahaan seperti itu meliputi perusahaan taksi dan limousine lokal, penyedia jasa pesawat terbang carteran, dan perator pariwisata. Lebih dari kelompok industri lain, perakitan (manufacturing) sering termasuk bisnis besar tapi bukan berarti tidak ada pemilik bisnis kecil yang berhasil dalam bidang perakitan.
- Perbedaan Antara Kewirausahaan Dengan Bisnis Kecil
Wirausahawan adalah mereka yang menanggung resiko kepemilikan bisnis dengan pertumbuhan dan ekspansi sebagai tujuan utama. Banyak pemilik bisnis kecil mencirikan dirinya sebagai wirausahawan, namun banyak dari mereka tidak bercita-cita memperluas bisnisnya seperti yang dilakukan wirausahawan sejati. Seseorang mungkin hanya menjadi pemilik bisnis kecil, hanya menjadi wirausahawan, atau pemilik bisnis kecil sekaligus wirausahawan. Jadi, yang membedakan kepemilikan bisnis kecil dengan kewirausahaan adalah adanya visi, aspirasi, dan strategi. Pemilik bisnis kecil tidak punya rencana untuk pertumbuhan yang hebat dan hanya mencari pendapatan yang aman dan nyaman, sedangkan wirausahawan termotivasi untuk tumbuh berekspansi, dan membangun yang artinya ia siap menanggung risiko.
- MEMULAI DAN MENGOPERASIKAN BISNIS KECIL
- Menyusun Rencana Bisnis
Titik awal hampir setiap bisnis baru adalah rencana bisnis dimana wirausahawan merangkum strategi bisnis perusahaan dan menunjukan cara strategi itu di implementasikan. Manfaat rencana bisnis sesungguhnya adalah fakta bahwa dalam kegiatan mempersiapkannya, calon wirausahawan harus mengembangkan gagasan bisnis diatas kertas dan mengukuhkan pemikiran tentang cara meluncurkannya sebelum menginvestasikan waktu dan uang.
- MenetapkanTujuan dan Sasaran
Rencana bisnis menggambarkan kecocokan antara kemampuan dan pengalaman wirausahawan dengan persyaratan untuk memproduksi dan memasarkan suatu produk. Rencana bisnis juga menentukan strategi produksi dan pemasaran, unsur-unsur hukum organisasi, serta akuntansi dan keuangan.
- Peramalan Penjualan
Rencana bisnis juga mempertimbangkan urutan pengambilan keputusan strategis dalam perusahaan baru. Sebaliknya, wirausahawan harus menunjukkan pemahaman tentang pasar terkini, kekuatan dan kelemahan perusahaan-perusahaan yang ada serta sarana yang akan digunakan perusahaan untuk bersaing.
- Perencanaan Keuangan
Rencana keuangan merujuk pada rencana wirausahawan untuk mengubah semua aktivitas lain menjadi uang. Rencana keuangan umumnya mencakup anggaran tunai, laporan pendapatan, neraca, dan bagan titik impas. Yang paling penting adalah anggaran kas, yang menunjukkan berapa banyak uang Yang anda butuhkan sebelum membuka bisnis dan berapa yang anda perlukan untuk menjaga bisnis itu tetap berjalan sebelum mulai mendapatkan laba.
KEGAGALAN DAN KEBERHASILAN BISNIS KECIL
- Alasan-alasan Kegagalan
Faktor umum yang mempengaruhi kegagalan bisnis kecil:
- Manajerial yang tidak kompeten atau tidak berpengalaman
Banyak calon wirausahawan berpikir bahwa mereka dapat berhasil melalui penggunaan logika saja, terlalu yakin akan kelihaian manajerial mereka, atau berpikir bahwa kerja keras saja akan menghasilkan keberhasilan. Apabila manajer tidak tahu cara membuat keputusan dasar bisnis atau memahami konsep dan prinsip dasar manajemen, maka kecil kemungkinan mereka bisa berhasil dalam jangka panjang.
- Kurang memberi perhatian
Beberapa wirausahawan mencoba meluncurkan usaha pada waktu luang mereka atau hanya mengabdikan sedikit waktu untuk bisnis barunya. Akan tetapi, memulai bisnis kecil membutuhkan komitmen waktu yang sangat tinggi. Para wirausahawan yang tidak mau mengabdikan waktu dan usaha yang diperlukan suatu bisnis tidak akan mungkin dapat bertahan.
- Sistem kontrol yang lemah
Sistem kontrol yang efektif diperlukan untuk membantu agar bisnis tetap bertahan dan untuk membantu manajer mewaspadai masalah-masalah yang mungkin timbul.
- Kurangnya modal
Beberapa wirausahawan sangat optimis mengenai seberapa cepat mereka akan mulai mendapatkan laba. Akan tetapi, dalam sebagian besar kasus, diperlukan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun sebelum bisnis mulai mendatangkan laba.
- Alasan-alasan Keberhasilan
Faktor dasar yang dikemukakan untuk menjelaskan keberhasilan bisnis kecil:
- Kerja keras, dorongan, dan dedikasi
Para pemilik bisnis kecil harus berkomitmen dalam mencapai keberhasilan dan rela menghabiskan waktu dan uaha sebanyak mungkin untuk mewujudkannya.
- Permintaan pasar akan produk atau jasa yang disediakan
Analisis yang cermat terhadap kondisi pasar dapat membantu para pemilik bisnis kecil melihat kemungkinan penerimaan produk mereka dipasar.
- Kompetensi manajerial
Para pemilik bisnis kecil yang berhasil mungkin mendapatkan kompetensi melalui pelatihan atau pengalaman, atau dengan belajar dari keahlian orang lain. Hanya sedikit wirausahawan berhasil yang dapat sukses sendiri atau langsung berhasil setelah lulus sekolah. Sebagian besar bekerja dulu diperusahaan besar atau bersekutu dengan teman-teman lain agar dapat memiliki lebih banyak keahlian dalam suatu bisnis baru.
http://pdf.nsc.ac.id/3-Bentuk-Bentuk%20Badan%20Usaha-20170927032632.pdf
Langganan:
Postingan (Atom)